Sunday, April 3, 2016

Psikologi Kematian

Oke kali ini ga ngaco, ini hasil kemaren liburan baca buku Psikologi Kematian karya bpk Komaruddin Hidayat. Buku yang lumayan membuat saya stress HAHAHA karena bahasa nya yang cukup berat buat orang polos seperti saya dan banyak sesuatu yang baru didalamnya yang membuka mata saya lebih lebar lagi dalam mengahadapi dunia ini.


Ok here u are, beberapa kutipan yang saya tandai dari buku Psikologi Kematian by Komaruddin Hidayat.


Jiwa yang tenang karena banyak beramal saleh serta menjalani hidupnya dengan tulus, maka ketika tidur jiwanya juga damai, bahkan adakalanya bagaikan memasuki kehidupan yang jauh lebih indah dari bermimpi. (p.5) Maka berbahagialah yang mimpinya selalu indah, dan itu merupakan pembelajaran nasib kita di akhirat kelak. Apa yang kita lakukan sewaktu hidup di siang harinya akan menentukan cerita mimpi di malam harinya. Kira-kira begitulah analog relasi dan sebab-akibat antara kehidupan dunia dan akhirat. (p.8)

Tiada hari tanpa bersyukur
Rasulullah mengajarkan kita doa setelah bangun tidur yang artinya:
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkanku setelah kematianku dan hanya kepadaNyalah kami kembali”
Yang jika direnungkan artinya mempunyai pesan yang amat dalam “Allah yang telah menghidupkanku setelah kematianku” bahwa SETIAP PAGI ADALAH HARI LAHIR KITA DAN MALAM ADALAH HARI KEMATIAN.(p.5)

Begitu terlahir kembali, yang pertama diucapkan adalah puji syukur Allah dan dilanjuti dengan salat shubuh. Sekalipun salat sendirian dirumah, mata hati dan pikiran sadar bahwa kita salat berjamaah bersama sekian juta orang dan miliaran planet dalam waktu yang  bersamaan. (p.6)

Sadar dan yakin bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Menjawab permohonan hambaNya, mestinya peristiwa salat, merupakan forum dan pertemuan yang mengasyikkan, bahkan LEBIH MENGASYIKKAN dibandingkan ngobrol, curhat, atau ngerumpi dengan teman dekat. (p.6)

“Manusia punya hak yang sama untuk bermain-main dan menikmati semua fasilitas yang tersedia dimuka bumi ini.”(p.12)

Kematian adalah kepastian, maka mati adalah dekat, bahkan lebih dekat dengan kemungkinan kamu jadi orang kaya ataupun jadi sarjana.
Keyakinan ini yang membuat saya menjadi merasa enteng menjalani hidup, berani mencoba dan memasuki wialayah baru dengan segala kesulitannya. Bukankah hidup hanya permainan sesaat? Peran apa yang hendak kamu ambil? (p.13)

Dalam diri kita terdapat “the sleeping giant” atau singa yang tidur,  ada lagi istilah “the hidden power”, kekuatan yang terpendam. Dalam istilah sufi, dalam diri kita terdapat arasy atau singgasana Tuhan, sehingga kalau seseorang bisa menyerap sifat-sifat ilahi ke dalam hatinya, maka IA AKAN LEBIH BESAR KETIMBANG BUMI DAN LANGIT. (p.23)

Perilaku yang bersifat ilahi berakar pada kesadaran batin, sebagaimana disebutkan dalam al-qur’an surah Ar Ra’d [3]: 11 bahwa pertolongan Allah untuk mengubah suatu kaum itu akan tiba ketika mereka terlebih dahulu berhasil mengubah situasi kejiwaan batin mereka. Artinya tanpa adanya kesadaran, kesanggupan dan sikap batin untuk meyakini dan meraih Realitas Tertinggi, yang gaib dan berada diluar jangkauan indra dan rasio, maka betapa pendeknya dan betapa kecilnya apa yang bisa diberikan dunia materi ini terhadap tuntutan manusia yang jangakauan hidupnya menerobos dinding-dinding materi.

“Rupanya pilihanku benar. Bahwa warisan terbaik itu bukan tumpukan harta, tetapi kualitas pendidikan yang baik dan nilai-nilai keagamaan,” katanya.

Dari analisis filsafat moral, terutama argumen yang dikembangkan oleh Immanuel Kant, kalau saja jiwa tidak kekal dan tak ada lagi kelanjutan hidup serta tak ada hari pengadilan yang yang memutuskan ganjaran dan siksa, maka kita menjadi sulit berbicara tentang perjuangan hidup, baik dan buruk, karena semua itu akan berakhir pada NIHILISME dan KEHAMPAAN dengan adanya kematian.

Alangkah absurd dan nistanya pengorbanan para pejuang kemanusiaan dan kemerdekaan kalau saja setelah mati tidak ada perhitungan lanjut. Lalu apa bedanya antara PEJUANG dan PECUNDANG jika setelah itu tidak akan ada lagi mahkamah pengadilan yang benar-benar adil?

Dalam pada itu Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa sebelum turun ke alam jasmani RUH PERNAH MENGADAKAN PERJANJIAN PRIMORDIAL DENGAN TUHAN untuk selalu mengingat dan mencintai-Nya dan sekali-kali tidak akan menyembah kecuali pada-Nya.

Demikian lah Tuhan berfirman , hai anak Adam, dunia itu penuh dengan godaan kecuali jika engkau berpegang teguh pada petunjuk-Ku. (p.146)

hmmm

Hai! sudah lama ga ngepost. Pengennya ngepost pas lagi lowong, pas lagi liburan. Tapi pas liburan ilang semua moodnya hahaha. Oke malam ini pengen nulis spontan aja a.k.a ngaco ;p. yap yap ini jam 3 pagi, it means begadang:(. Suka banget begadang, emang dasarnya night owl. Andai ada dunia untuk para night owl, dunia normal loh yah bukan "dunia malam" yang berkonotasi negatif. Untuk para night owl, malam adalah energinya mereka.... gue lebih merasa jadi diri sendiri bgt kalo tengah malem gini..... hmmm gaada yang lebih bahagia selain bisa jadi diri sendiri di dunia yang sebentar ini:( berbicara tanpa takut dibenci, melakukan apapun tanpa takut ditertawakan, diomongin, dikomentarin, dan lain sebagainya yang biasa dilakukan sebagian orang menyebalkan di mata gue.

Kita hidup dengan latar belakang yang berbeda-beda alhasil mengeluarkan pola pikir dan perspektif yang berbeda-beda pula dalam memandang sesuatu.
yang terkadang orang lain ga mengerti bahwa kita beda, gabisa disamain:(

mari saling mengerti, belajar mengerti, memahami segala apapun didunia ini.

#tuhkaaanlamalamangacobgt